Kembali lagi ke potojalu kali ini

kita kembali membahas tentang Human intrest (HI), seperti foto di atas yang diambil oleh pohotographer amatir, dengan komposisi yang pas dan tanpa ada nya elemen warna yang menggangu, foto yang dihasilkan justru terlihat lebih dramatik dan tak mengurangi kesan kegarangan si peniup trompet, ataupun tak mengurangi suasana keceriaan  dalam object foto nya, orang sering bilang foto seperti ini terlihat lebih dramatis dan elegan, seperti seorang menyurahkan seluruh tenaganya untuk menghasilkan melodi yang indah.
point disini adalah bagaimana proses humand intres itu sendiri , bukan karena hasil foto kamu yang menggambarkan orang beraktifitas saja, tetapi bagaimana kamu menanti moment dan interaksi kepada objeck yang aakan kamu foto, karena HI tak lepas dari Time and Moment .;tutur Ismarley_photomoment.
di tambahi komentar dari mas (Dimas Septyan Dwi Cahya) bahwa tidak hanya sekedar  sebuah komposisi yang pas tetapi mengangkat sebuah Ekspresi dari sang object lah, yang harus bisa berbicara,  apa yang sedang kamu potret,sudut pandang juga tak kalah pentingn dalam pengambilan gambar.
intinya bagaimana kreatifitas pemotret untuk mengangkat klimaks dari sebuah karyanya, tanpa berpikir panjang untuk mencernanya dalam otak, dan menghasilkan komposisi yang indah untuk dilihat,seperti saat orang  yang lo sukak melirik balik ke kita, hmm gak terbayang kan guys rasanya
hahaha..
 itulah obrolan hangat kita di malam itu , jadi meskipun apapun alat yang kalian pakai jangan sampai menghalangin kreatifitas kalian guys, kualitas foto tergantung kreatifitas fotografernya jadi jangan sampai malu untuh berkarya ya guys
ingat kata Oom ALBERT EINSTEIN , Jika kalian ingin melihat indahnya dunia, lihatlah dari sudut pandang yang berbeda


Fotografer : Dimas Jagat Jalu Prakoso
IG             : dimasprakoso38
gear          : Nikon D5700 ,lens 50mm ,f 1,8
location    : Prarade sidoarjo
caption      : Dunia Adalah komedi bagi mereka yang memikirkan nya, atau tragedi bagi mereka                              yang merasakan nya hanya hiruk pikuk ironi yang berkaca pada diri sendiri dengan                              wajah yang tak mengarti


kurator : Dimas Septyan Dwi Cahya (ig:dimas_sdc)
              Ismarley (ig:ismarley_photomoment)

didukung oleh ; warpotograp.01
                          warpo.01 

Komentar

Postingan populer dari blog ini